Senin, 28 Mei 2007

Mengapa Anak-anak Susah Makan?

Salah satu persoalan terbesar kaum ibu saat ini adalah anak-anak yang sulit makan. Banyak faktor yang mempengaruhi nafsu makan anak, secara sederhanannya permasalahan tersebut dapat dikategorikan dalam 2 faktor utama, yaitu faktor fisik dan faktor non fisik. Salah satu faktor fisik yang bepengaruh adalah masalah pada sistem pencernaan. Pada anak-anak tertentu, produksi enzim dan/atau hormon pencernaannya terhambat, hal ini bisa disebabkan kekurangan nutrisi tertentu di waktu kecil, tidak mendapatkan ASI, serangan penyakit dan sebagainya. Karena ketidaknormalan sistem pencernaan, anak tidak merasakan sensasi menyenangkan dari makanan, tetapi malah sensasi yang tidak disukai, oleh sebab itu acara makan menjadi sesuatu yang menakutkan.

Selain itu, sistem pencernaan dapat terganggu apabila anak mengalami stress. Stress pada anak bisa terjadi karena lingkungan yang tidak tentram, anak merasa terancam, dan sebagainya. Bisa juga sistem pencernaannya terganggu karena adanya penyakit, seperti radang lambung, muntaber, diare, maag, TBC, cacingan, kurang darah, demam, sakit tenggorokan, dan sebagainya. Selama stress ataupun penyakit tersebut tidak diatasi, nafsu makan anak akan sulit untuk pulih.

Pada usia-usia tertentu, seperti 6 bulan atau 1 tahun, anak mengalami perubahan pada makanannya, baik berupa bentuk, tekstur, maupun jenis makanan. Pada masa ini anak memasuki tahap coba-coba makanan baru, sehingga makannya tidak selahap biasanya. Nantinya pada saat anak mengalami perubahan makanan, tahap ini akan terulang kembali, misalnya saat anak mulai masuk sekolah.

Sampai usia 12 tahun, anak mengalami perkembangan gigi. Tumbuhnya gigi baru yang merobek gusi, gigi yang goyang, tanggal, dan tumbuh kembali, kadang kala hal-hal tersebut membuat mulut terasa tidak enak saat menerima makanan. Karena tidak ingin merasakan ketidakenakan tersebut, anak cenderung menolak untuk makan.

Selain faktor-faktor fisik, faktor non-fisik sangat besar pengaruhnya bagi nafsu makan anak. Kondisi psikologis sangat besar pengaruhnya bagi anak. Anak belajar sesuatu yang baik dan buruk melalui 'hadiah dan hukuman'. Apabila anak mendapatkan hadiah, dia akan menganggap bahwa apa yang dilakukannya adalah baik. Dan apabila mendapatkan hukuman, anak akan menganggap apa yang dilakukannya adalah buruk.

Untuk menanamkan bahwa makan yang banyak adalah baik, anak memerlukan hadiah berupa pujian. Sebaiknya jangan terlalu berharap anak langsung memenuhi kualitas tertinggi. Pujilah anak untuk setiap peningkatan yang dilakukan. Hentikan pujian jika tidak ada peningkatan pada anak, dan pujilah kembali apabila ada peningkatan. Dengan demikian anak akan selalu berusaha lebih baik lagi setiap harinya.

Selain itu suasana makan besar juga pengaruhnya pada nafsu makan anak. Suasana yang tidak menyenangkan saat makan, membuat anak ingin segera mengakhirinya, sehingga anak cenderung menolak makan. Anak membutuhkan kehangatan keluarga, biasanya hal ini didapat saat makan. Tidak adanya kehangatan keluarga saat makan membuat makan hanya jadi ritual harian, sehingga anak ingin menghindarinya.

Pada keluarga yang memiliki lebih dari 1 anak, biasanya ada tekanan sosial dan psikologis pada anak yang lebih besar. Misalnya karena merasa cemburu pada adiknya, anak sulung meminta perhatian orang tua, salah satunya dengan cara membuat orang tua khawatir, seperti dengan cara tidak mau makan. Kondisi-kondisi psikologis di atas harus diatasi terlebih dahulu sebelum memaksa anak untuk makan, karena pemaksaan akan membuat anak semakin terperosok ke dalam kondisi psikologis yang buruk.

Anak akan mudah bosan apabila melakukan sesuatu tanpa saingan. Dalam hal makan,
siapa teman makannya sangat menentukan nafsu makannya. Akan berbeda antara anak yang sering makan bersama teman-teman seusianya dengan anak yang selalu makan sendirian. Saingan akan membuat anak merasa terpacu untuk mendapatkan pujian, dan pujian tersebut akan dia dapatkan apabila dia makan lebih baik dari yang lain.

Selain teman makan seusia, kebiasaan makan di keluarga juga menjadi salah satu faktor. Apabila di keluarganya orang tua tidak terbiasa sarapan, anak akan merasa diperlakukan tidak adil karena hanya dia satu-satunya yang diharuskan sarapan. Anak cenderung mengikuti contoh orang lain, selama ada contoh akan lebih mudah untuk mengarahkan perilaku anak.

Kebiasaan lain yang kurang baik adalah anak terlalu banyak bermain, sehingga takut meninggalkan permainannya dan memilih untuk menunda-nunda makan. Dalam hal ini diperlukan sikap tegas orang tua agar anak mengerti mana tindakan yang baik dan mana tindakan yang buruk.

Faktor yang sangat penting juga adalah variasi makanan. Anak cenderung bosan dengan makanan yang itu-itu saja. Setiap hari harus ada perubahan dari hari sebelumnya, mungkin dari jenisnya, cara pemasakannya, cita rasanya, dan sebagainya. Anak akan lebih mudah lapar apabila makanan yang disajikan mengundang selera. Rasa bosan dapat membuat makanan yang kemarin mengundang selera menjadi tidak menarik hari ini.

Selain itu anak-anak yang terlalu banyak makan makanan selingan biasanya masih merasa kenyang saat makan makanan utama. Atau bisa juga makanan utamanya kalah menarik dibandingkan dengan makanan selingan, sehingga makanan utama tidak lagi mengundang selera. Apabila sulit menghindari makanan selingan, maka pilihlah makanan selingan yang bergizi.

Apabila orang tua memutuskan untuk memberi suplemen untuk memenuhi asupan gizi anak akibat pola makan yang kurang baik, perlu diperhatikan bahwa nutrisi yang dibutuhkantubuh terdiri dari: - karbohidrat,
- protein atau asam amino,
- asam lemak,
- vitamin, dan
- mineral.
Tidak semua suplemen dapat memenuhi seluruh nutrisi tersebut. Oleh sebab itu, kecukupan nutrisi terbesar tetap harus dipenuhi oleh makanan utama.

Berkut informasi suplemen penambah nafsu makan yang aman untuk anak-anak. Klik disini

POLA MAKAN ANAK

Setiap hari, anak-anak membutuhkan paling tidak 100 kalori/kg berat badannya.
Namun, untuk bayi tentu berbeda.
  • Bayi umur 0-4 bulan: diberi ASI eksklusif.
  • Bayi lebih dari 4 bulan: ajarkan mengonsumsi makanan padat seperti buah,
  • biskuit dan bubur yang diperuntukan bagi bayi.
  • Usia enam hingga satu tahun: perkenalkan dengan nasi tim.
  • Usia 1 tahun ke atas: sebaiknya dibiasakan pola makan anak, tiga kali makanan padat dengan dua kali makanan ringan.
Rumus berat badan ideal bagi anak-anak, secara sederhana adalah:

8+2n ,dengan n= umur.

Misalkan anak usia 3 tahun, maka berat badannya: 8 + (2x3) = 14 kg


Honey Bee Pollen: Suplemen terlengkap untuk anak-anak

1 komentar:

sule bagi-bagi mengatakan...

bagus banget tuh bu